Dijilat,diputer,lalu
dicelupin..Itulah sepenggalan kata yang selalu masyarakat dengar dari
salah satu perusahaan biskuit ternama, Kraft Indonesia, Oreo, sekitar
dua tahun yang lampau. Lalu apakah masalah dari penggalan kata dalam
cuplikan iklan tersebut?
Brand
image dengan yel-yel yang mudah dicerna seperti kasus di atas, sangat
melekat kepada anak-anak. Segmentasi PT.Nabisco pun tepat dalam
mengeluarkan produk biskiut coklat berlapiskan susu ini,
yaitu anak-anak. Lalu apakah anak-anak yang memutuskan untuk melakukan
pembelian berulang? Tentu tidak, keputusan pembelian untuk produk
biskuit yang merupakan makanan ringan ini, yaitu orangtua, dan anak-anak
hanya mempunyai peranan dalam hal mempengaruhi kedua orangtua mereka
untuk melakukan pembelian baik secara intens maupun coba..
- DAMPAK
Ada
pepatah mengatakan “tak ada satupun orangtua yang tidak menyanyagi
anaknya”. Ini merupakan ungkapan yang tepat bagi orangtua yang mempunyai
anak-anak terlebih anak yang masih berusia kecil. Kekhawatiran orangtua
ini, menjadi membludak sebab diisukannya biskuit oreo, yang merupakan
biskuit favorit anak-anak, mengandung bahan melamin. Hal ini cukup
berlangsung lama di dunia perbisnisan, sehingga tingkat penjualan
menurun drastis. BPOM yang mengatakan bahwa oreo produksi luar negri
mengandung melamin. Pembersihan nama oreo pun sebagai biskuit berbahaya
cukup menguras tenaga bagi public relation PT. Nabisco.
- UPAYA PENANGGULANGAN
http://profilfranciska.blogspot.com/2010/11/kasus-oreo-ptnabisco.html